banner here

Ibu berusia 68 Tahun Bunuh Diri karena Kanker Rahim

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
http://suaramerdeka.com
20 April 2010 | 18:09 wib | Daerah

Di depan Anak, Ibu Nekat Terjun ke Sungai

image












Semarang, CyberNews. Peristiwa menggemparkan terjadi di Jl Arteri Yos Sudarso, Semarang, Selasa (20/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Seorang perempuan nekat terjun dari jembatan ke Sungai Banjirkanal Barat.

Ironisnya, tindakan nekat Ibu rumah tangga ini dilakukan di depan anaknya. Hingga petang ini, Tim Basarnas dan sejumlah aparat kepolisian yang dibantu warga setempat masih melakukan pencarian di sungai. Diduga tubuh korban terseret arus ke arah laut.

Perempuan itu diketahui bernama Susilowati (68), warga Jalan Beton Mas III, Panggung Lor, Tanahmas, Semarang Utara. Sementara yang menyaksikan langsung kejadian tersebut adalah Hariyanto (44), anak ketiga dari Susilowati.

Janda yang mempunyai lima anak ini diduga nekat bunuh diri lantaran frustasi akibat penyakit kanker rahim yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Menurut salah seorang warga, Ari Suwarto (32), kejadian itu kali pertama diketahui saat mendengar Hariyanto berteriak- teriak meminta tolong. "Awalnya kami tidak tahu kenapa dia (Hariyanto- red) berteriak-teriak. Setelah kami dekati ternyata dia meminta bantuan karena perempuan itu mencebur ke sungai," ujar Ari.
Peristiwa tragis itu sontak mengagetkan warga setempat dan pengguna jalan yang melintas di tempat kejadian perkara (TKP). Sementara Hariyanto pun tak bisa berbuat banyak, ia hanya menangis dan menjerit histeris di sekitar jembatan.

Tak lama berselang, tiga anak korban lainnya yang dihubungi Hariyanto melalui telepon seluler tiba di lokasi kejadian. Mereka terlihat shock dan sedih. Salah seorang anak korban yang lainnya, Lonyioli (47) menuturkan, sang ibu pada awalnya meminta diantarkan tabur bunga di atas jembatan tersebut.
"Kami tidak curiga kalau kejadiannya akan seperti ini. Ibu memang pernah cerita kalau tidak kuat menahan sakit kanker rahim. Beliau juga pernah berujar akan minum racun," ujarnya.
Adi Prianggoro /CN13 

21 April 2010 | 19:27 wib | Daerah
Menulis Surat Wasiat 
Korban Mencebur ke Sungai Belum Ditemukan

Semarang, CyberNews. Korban yang menceburkan diri ke Sungai Banjirkanal Barat, Susilowati (68), warga Panggung Lor, Tanahmas, hingga Rabu (21/4) petang, masih belum ditemukan. Tim SAR gabungan dari Basarnas, Sarda Jateng, dan Kesatuan Brimob, melakukan penyisiran dan penyelaman di Sungai Banjirkanal Barat di sekitar jembatan Jl Arteri Yos Sudarso. Pencarian korban yang diikuti sekitar 50 orang dari tim gabungan itu dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Tiga unit perahu karet yang diterjunkan menyusuri sungai hingga ke batas laut. Anak-anak dan kerabat korban serta sejumlah warga berada di sekitar lokasi untuk melihat proses pencarian.

Seperti diberitakan, peristiwa menggemparkan terjadi di Jl Arteri Yos Sudarso, Selasa (20/3) sekitar pukul 15.00 WIB. Seorang perempuan nekat terjun dari jembatan ke Sungai Banjirkanal Barat. Ironisnya, tindakan nekat Ibu rumah tangga ini dilakukan di depan anaknya, Hariyanto (44), anak ketiga dari Susilowati. Salah seorang anak korban yang lainnya, Lonyioli (47) menuturkan, sang ibu pada awalnya meminta diantarkan tabur bunga di atas jembatan tersebut. "Kami tidak curiga kalau kejadiannya akan seperti ini. Ibu memang pernah cerita kalau tidak kuat menahan sakit kanker rahim. Beliau juga pernah berujar akan minum racun," ujarnya.

Sementara itu, sebuah surat yang diduga kuat ditulis oleh Janda yang mempunyai lima anak ini ditemukan tergeletak di meja makan di rumah korban. Surat itu bertuliskan, "Setiap malam aku sakit, pagi siang perutku sakit sampai tidak bisa aku nangis. Ampuniku Tuhan." 

Pesan itu ditulis di secarik kertas dengan tulisan tangan. Beberapa kata terlihat dicoret-coret karena ada kesalahan penulisan. Susilowati diduga mengalami depresi berat saat menuliskan pesan tersebut di atas secarik kertas. Salah seorang anak korban, Ninik mengatakan, Ibunya menderita kanker rahim sejak 2008. "Sudah berobat kemana-mana namun belum kunjung sembuh. Seminggu lalu, Ibu juga melakukan upaya bunuh diri dengan meminum racun serangga," ungkap Ninik.
( Adi Prianggoro /CN14 )
(Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/20/52496/Di-depan-Anak-Ibu-Nekat-Terjun-ke-Sungai dan http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/04/21/52613/Korban-Mencebur-ke-Sungai-Belum-Ditemukan )


Ditulis oleh usr   
Sabtu, 24 April 2010 09:58
Diduga Stres dan Frustasi

MUARASABAK - Dalam waktu yang hampir bersamaan, dua wanita nekad menghabisi nyawanya dengan cara bunuh diri. Keduanya itu Suparmi (60), janda dua orang anak yang tinggal di SK 18 Desa Rantau Rasau II Kecamatan Rantau Rasau, dan Intan (28) ibu dua orang anak yang tinggal di Lorong Cendana Kelurahan Nipah Panjang I Kecamatan Nipah Panjang. Keduanya bunuh diri sekitar pukul 12.30 saat salat Jumat.

Suparmi atau yang lebih dikenal dengan nama Bu Gatot sehari-hari membuka warung soto di SK 18. Ia cukup dikenal masyarakat Rantau Rasau dan Nipah Panjang karena warung miliknya selalu ramai dikunjungi pembeli.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab ia nekad bunuh diri dengan cara menikamkan pisau dapur ke perutnya. Ada dua versi yang berkembang di masyarakat. Pertama, ia disebut-sebut memiliki utang yang cukup banyak. Sedangkan versi kedua menyebut ia sudah lama mengidap penyakit sehingga nekad bunuh diri.

Sebelum bunuh diri, Bu Gatot sempat bertemu dengan anaknya Sri Rahayu (38) dan menantunya Mustautin (40) di warungnya. Mereka sempat berbicara di dalam kamar, namun, beberapa saat kemudian Bu Gatot terlihat marah sambil meminta anak dan menantunya ke luar kamar. Sri dan Mustautin pun langsung keluar dan duduk di belakang warung bersama pembantu ibunya Nonik Nana Setia (18).

Beberapa saat kemudian terdengar jeritan Bu Gatot dari dalam kamar. Ketiga orang ini pun langsung mendekat pintu kamar dan mendorong pintu. “Begitu pintu dibuka ibu sudah bersimbah darah,” ucap Sri kepada penyidik Polsek Rantau Rasau yang meminta keterangannya.

Kapolres Tanjab Timur, AKBP Budi Wasono, didampingi Kapolsek Rantau Rasau, AKP Eddy Wijaya mengatakan, saat korban bersimbah darah itu dokter sempat membantu korban. Namun nyawanya tidak dapat tertolong lagi karena banyaknya darah yang keluar.

“Hasil visum dokter menyebutkan ada empat luka tusuk di bagian perut. Di atas pusat, bawah pusat dan samping pusat,” terang Kapolres. Sejumlah barang bukti telah diamankan polisi. Di antaranya pisau dapur stainless dan kain sarung yang ada bercak darah. “Ketiga orang saksi juga telah kita mintai keterangan terkait kejadian ini,” tambah Kapolsek Rantau Rasau.

Frustasi Karena Kanker Rahim
Aksi bunuh diri yang dilakukan Intan berbeda dengan Bu Gatot. Wanita yang memiliki dua orang anak—satu kelas 2 SD dan satu lagi 6 bulan—ini diduga frustasi karena penyakit yang diidapnya tidak kunjung sembuh. Intan diketahui mengidap penyakit kanker rahim. Setelah beberapa kali berobat, penyakitnya tak kunjung sembuh sehingga ia sering murung dan melamun.

Keinginan Intan untuk bunuh diri sering dilontarkan kepada suaminya Toni (32). Namun suaminya terus membujuk dan mengingatkan ia agar tetap berusaha bisa sembuh. “Setelah berobat kemana-mana tidak sembuh-sembuh dia sering melamun. Kadang dia sering ngomong untuk bunuh diri. Makanya anak-anaknya selalu dititipkan kepada ibunya di Lorong Pinang,” jelas Pak Usup, yang masih keluarga dekat Intan.

Saat kejadian, rumah korban sepi dan pintu rumahnya terkunci. Toni yang sehari-hari bekerja sebagai tukang, terkejut melihat pintu rumahnya terkunci. Ketika diketuk-ketuk, tidak ada jawaban dari dalam rumah. “Suaminya langsung menuju dapur dan mendobrak pintu,” jelas Usup.

Ketika masuk itulah Toni melihat tubuh istrinya sudah tergantung kain panjang di lehernya. AKBP Budi Wasono mengatakan, setelah dilakukan visum ada kotoran yang keluar dari anus korban dan leher korban juga memar akibat terjerat kain. “Semua barang bukti telah kita amankan dan sejumlah saksi telah kita mintai keterangan. Hasil pemeriksaan awal, kedua korban diduga tewas karena bunuh diri,” jelas Kapolres.(usr)
Sumber :  http://jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=8571:dua-wanita-tewas-bunuh-diri&catid=5:hukkrim&Itemid=7