banner here

Kisah para Survivor PPKS : Ibu Retno Mardiana

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
Oleh : Ibu Retno Mardiana
Tahun 2001 awalnya cuma keputihan dan dianggap sepele, kemudian bertambah keluhan bila selesai berhubungan langsung ada perdarahan, gak serius juga dipikir cuma deket siklus menstruasi biasanya terus langsung haid. Tapi kok keputihannya tambah banyak dan kental seperti susu, meski tidak terasa bau. seperti ini (pendarahan dan keputihan ) berlangsung kurang lebih 1 tahun. Waktu itu karena sedang mengobati anak, saya pikir karena tidak berpengaruh terhadap fisik dan rutinitas kegiatan pekerjaan ya tetap diabaikan, nanti bila selesai pengobatan anak baru akan konsultasi kedokter. Setelah selesai pengobatan anak, saya tetap mengalami hal diatas, kemudian saya konseling ke pendeta (kebetulan pendeta wanita) nah beliau yang malah nervous dan cepat2 anjurkan saya untuk konsultasi dan mulai pemeriksaan lebih teliti. Akhirnya saya datang ke YKI pusat di Sam Ratulangi untuk pap smear, hasilnya negatif, namun karena saya juga membaca brosur tentang Kanker Serviks dan gejala2nya, saya jelaskan bahwa saya sudah mengalami beberapa gejala seperti dalam brosur tersebut, akhirnya kemudian dirujuk ke RSCM untuk pemeriksaan lanjutan di poli kebidanan.

Antara takut dan cemas saya beranikan untuk periksa di RSCM asumsi saya pemeriksaan cuma sebentar dan hari itu saya bisa langsung bekerja. Ternyata dari hasil pemeriksaan dokter, saya melihat betapa seriusnya dokter memeriksa dan saya perhatikan raut dan mimik wajah para dokter (saya sempat ditangani lebih dari 3 dokter, kalau tidak salah 5 orang dokter) pasti ada yang tidak beres dengan kondisi ini. Saya tanya dan langsung dokter balik bertanya,"apakah sudah mempunyai anak", ternyata hasil diagnosa positif terkena kanker serviks. Pada hari itu juga saya ditangani untuk biopsi sekitar pukul 3 sore, untuk mengetahui stadium dan jenis kankernya.Namun dokter sudah menyatakan bahwa saya harus segera dioperasi pengangkatan rahim selagi sel tersebut masih belum jauh berkembang, dengan bimbang saya masih coba menawar untuk dilakukan pengobatan cara lainnya, tapi dokter menegaskan bahwa selagi masih memungkinkan dioperasi itu adalah yang terbaik, akhirnya saya pasrah dan menerima keputusan dokter. Dan dianjurkan untuk memulai melakukan pemeriksaan persiapan operasi pada keesokan harinya, selesai biopsi saya mengalami pendarahan lumayan banyak.

Hal yang paling berat adalah setelah saya sampai dirumah, untuk mengatakan pada suami dan anak tentang penyakit tersebut,dan saya tidak cukup tegar untuk tidak menangis......... Puji Tuhan ternyata suami sudah merasakan bahwa saya menderita kanker serviks dari apa yang saya alami, karena tiga hari sebelumya beliau melihat di Televisi acara kesehatan tentang kanker serviks. beban saya untuk berbicara tentang penyakit ini berkurang. Dan dia mendorong saya untuk melakukan apa yang diperintahkan dokter. Tentu saja saya juga sampaikan hal ini ke pendeta dan teman2 terdekat di gereja... sungguh dukungan doa yang mereka berikan memotivasi saya untuk melakukan pengobatan yang benar.

Esok harinya kembali ke RSCM untuk menjalani pemeriksaan lanjutan hingga 10 hari selesai seluruh rangkaian pemeriksaan dan dijadwalkan operasi pada bulan september (padahal waktu itu baru pertengahan Juli). Beberapa teman gereja menganjurkan untuk mencari cara mempercepat waktu operasi dan akhirnya saya dioperasi pada tanggal 12 Agustus 2002. Dari hasil patologi sel setelah operasi saya, dokter mengatakan tidak akan diadakan tindakan kemoterapi dan radiasi namun saya harus rutin untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, tanpa putus hingga setelah tahun kelima saya dinyatakan aman.

Tanggal 11 Mei 2003, suami saya berpulang ke rumah Bapa di Surga. Dan dengan pemeliharaan Tuhan dan kekuatan dariNya saya menjalani hari-hari bersama putri terkasih yang sudah menyelesaikan studi strata 1 dan sudah bekerja.

Puji syukur saya juga boleh bergabung dalam PPKS. Motivasi untuk bergabung dalam PPKS adalah untuk membagi pengalaman yang saya alami hingga dapat membantu banyak saudara-saudara yang lain agar bisa terhindar dari penyakit ini dengan mengetahui cara pencegahannya dan bisa membantu dalam pendampingan pasien yang mengalami penyakit tersebut.

Terima kasih Tuhan... untuk semua Karya dan KasihMu dalam kehidupanku... Tuhan memberkati kita sekalian... amin